Perantau

free counters

Rabu, 11 April 2012

Alasan Gareth Evans Suka Garap Film Silat


Kapanlagi.com - Adegan pertarungan ekstra dahsyat dalam THE RAID: REDEMPTION membuat bela diri terlihat baru dan mencuri perhatian. Terlebih bagi masyarakat Amerika yang belum pernah menonton film Indonesia.

Di tangan Gareth Evans, sutradara asal Wales yang berhasil meramu kisah laga terlihat begitu lezat dalam aksi Iko Uwais, Joe Taslim, dan Donny Alamsyah. Evans bisa jadi adalah pahlawan bagi perfilman Indonesia dengan filmnya ini. Meski lahir dan dibesarkan di
Wales, Evans sudah sangat dekat dengan kisah laga Asia seperti yang ditampilkannya di THE RAID

"Ketika aku kecil, aku sangat menggemari Jackie Chan, Bruce Lee, dan Jet Li," ucapnya dalam sebuah wawancara telepon saat ia berkunjung ke Amerika Serikat. "Perlahan, aku mulai dekat para pembuat film dari Asia. Di awal tahun 90-an, aku sangat mengagumi Takeshi Kitano dan mengenal sinema ekstrim Jepang bersama Takashi Miike," tambahnya.

Seperti dilansir The Washington Post, sebelum meninggalkan Wales, Evans telah terlebih dahulu menggarap film Asia. Film pendek pertamanya berjudul, SAMURAI MONOGATARI adalah sebuah proyek film yang dibuatnya di tahun 2003. Film tersebut dibuatnya dalam bahasa Jepang.

"Aku sedang belajar bahasa Jepang bersama dengan pelajar Jepang di Cardiff. Aku bercerita kepadanya tentang naskah buatanku. Ketika aku tunjukkan kepadanya, dia lalu menunjukkannya kepada teman-temannya asal Jepang," paparnya.

Evans menikahi seorang wanita keturunan Indonesia - Jepang, yang juga adalah siswa pertukaran di Hirwaun, Wales Selatan. Keduanya berpacaran selama 10 bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk hidup bersama selamanya.

Dengan bantuan istrinya, Evans lantas mulai berkarir di Jakarta dengan menyutradarai serial dokumentasi tentang silat. Ia pun belajar mengenai karate dan aikido saat masih kecil. "Aku tak pandai melakukannya, tapi aku sangat disiplin. Dalam pikiranku, 'Oke, satu kali latihan dan aku bakal menjadi Jackie Chan'," ceritanya.
Di saat ia menggarap film dokumenter, Evans bertemu dengan Iko Uwais, ahli silat yang tengah bekerja sebagai supir antar. Dari pertemuannya tersebut, Evans akhirnya memasukkannya sebagai bintang di MERANTAU, film panjang Indonesia yang pertama ia garap. Dalam film THE RAID, ia kembali memasukkan Iko sebagai bintang utama.

Demi mendapat adegan pertarungan yang luwes, Evans mempelajari betul teknik silat selama 8 bulan lebih. "Hanya untuk lebih mengerti tentang koreografi dan aplikasi yang akan kami gunakan dalam film," pungkasnya
Apresiasinya yang tinggi akan silat terbukti dalam film terbarunya. Aksi-aksinya sangat fantastis dan itu semua tanpa bantuan efek komputer. (wpc/dka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments